Rabu, 27 Juni 2012

Keteguhan Cinta

semoga bermanfaat:

Pada th.90 ada sepasang suami-istri sebut saja namanya Hasan & Siti yang menikah disebuah desa kecil didaerah Tasikmalaya – Jawa Barat tepatnya diperkampungan pesantren - singaparna, mereka berdua adalah anak yatim-piatu yang dipertemukan Allah SWT memang atas dasar cinta. Tapi ternyata ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu keduanya memiliki kesamaan ahlak & iman yang kuat sehingga bahtera rumah tangga mereka yang berlandaskan iman & taqwanya yg kuat thd Allah SWT membuat mereka hidup bahagia, maka kehidupan rumah tangga mereka pun yang baru berjalan sekian tahun sudah dikarunia sepasang anak yang lucu & cerdas, rumah mewah, mobil dan harta yang cukup berlimpah dalam kurun waktu yang amat singkat, dan hebatnya hampir tidak ada goncangan yang berarti pada rumah tangga mereka....

singkat kata mereka telah diberikan Allah SWT kebahagiaan Syurga dunia…begitulah sebutan kerabat & tetangganya kepada keluarga ini, seiring berjalannya waktu Hasan yang tampan & Siti istrinya yang cantik jelita, mereka selalu akur, tutur kata mereka sangat lembut kepada siapa saja, mereka juga gemar menolong sesama, intinya mereka sangat disukai lingkungan dan membuat banyak pasangan rumahtangga lainnya disekeliling mereka terhipnotis oleh kharisma pasangan ini, kendati demikian mereka tiada takabur atau sombong, dan tiada lupa bersyukur akan nikmat yang Allah berikan.
Mereka selalu menjaga silahturahmi kepada sanak family maupun tetangga dan selalu ringan tangan untuk berderma kepada fakir miskin, masjid-masjid, hingga panti-panti asuhan diseantero kota Bandung dan Jakarta, hingga kedermawanan keluarga ini pun selalu membawa berkah & nikmat dari Allah yang tiada putus-putusnya, hingga pada satu waktu ditahun 2000 Siti sang istri telah meninggal dunia dan Hasan pun terpukul dalam waktu yang cukup panjang, ia tak kunjung dapat melupakan Almarhumah istri tercintanya itu. Padahal sebagai pria mapan dewasa yang cukup tampan dan telah memiliki beberapa perusahaan sekaligus jabatan Top Manajemen alias Direktur disebuah Bank skala Besar dikota Bandung itu bisa saja jika ia ingin menikah lagi dengan wanita yang lebih cantik dari Almarhumah istrinya, karna terbukti pasca kematian Siti istri tercintanya itu, betapa banyaknya wanita yang lebih cantik dari almarmumah istrinya yang ingin sekali menggantikan posisi istrinya yang telah wafat, dan kedua orang anak sholehnya pun yang telah beranjak dewasa dan mengerti akan jiwa rapuh ayahnya sepeninggal ibundanya, mereka selalu mendorong sang Ayah untuk segera menikah lagi agar dapat merelakan kepergian sang Bunda 8 th yg lalu.

Betapa tidak, mulai dari beberapa Wanita cantik dikota Bandung yang karirnya sudah mapan & selevel dengan Hasan hingga mahasiswi kuliahan, selalu ingin menarik perhatian Hasan dan mencoba merebut cintanya, tetapi Hasan tiada tergoyahkan untuk segera menikah lagi, "tidak ada yang bisa menggantikan almarhumah bunda dihati ayah nak....." begitu selalu jawab Hasan kepada kedua orang anaknya, Kenapa pasal..??? rupanya Ketika salah satu ustadz pengajar dipesanren Da’arul Tauhid menanyakannya, Ternyata duda tampan & kaya raya itu tidak bisa melupakan istrinya karna satu hal.......

Hal yang tidak dapat dilupakanya hingga sekarnang yaitu sebelum istrinya meninggal dunia, ia datang menhampiri Hasan dikamarnya yg sedang terkulai lemas karna sakit, membawa segelas air putih & obat dari dokter untuk diminum Hasan pagi itu, kemudian Siti minta ijin untuk melakukan shalat dhuha sendirian kepada suaminya, Ayah....kali ini Bunda mohon ijin sholat dhuha duluan tanpa Ayah yaaa...? Karna Bunda sudah ditunggu.....tanpa menunggu persetujuan sang suami tercinta & menyebutkan siapa yang telah menunggunya, istrinya bergegas menuju ruangan sholat dirumah mereka... sebab pagi itu kebetulan Hasan sedang tidak enak badan, padahal biasanya Hasan selalu menjadi imam bagi istrinya dalam melakukan sholat berjamaah selama bertahun-tahun lamanya, yah benar selalu dilakukan berjamaah…mulai dari sholat lima waktu, shalat sunnah hingga tiap tahun pergi haji bersama pun selalu mereka lakukan dengan berjamaah. Maka tak heran kehidupan mereka pun selalu berlimpah harta yang barokah dari Allah SWT...
satu jam kemudian Hasan memanggil istrinya berkali-kali Bunda......Bun....Bunda.....??? namun tiada jawaban dari ruangan sholat...setengah curiga kemudian Hasan berjalan menghampiri istrinya perlahan dengan setengah merintih karna dia belum pulih benar dari sakitnya....sesampai diruang shalat, Hasan tertegun menatap sambil menunggu istrinya yg tengah lama sujud tak bergeming dari posisinya......beberapa menit kemudian ia tersadar apa yg telah terjadi pada Siti, spontan ia menjerit sambil meraih tubuh istrinya Subhanallah....Bundaaaaaa.......!!!!!!.....sesaat kemudian Hasan menagis seraya mengucap.....InnaLillahi Wa Innalillahi Rojiuuunnnn.......AllahuAkbar....Bundaaaaaa......Hasan menangis sejadi-jadinya......hingga tak lama kemudian kedua putra-putrinya, supir & para pembantunya datang berhamburan melihat apa yg terjadi diruangan shalat.....dan setelah menyadari apayang terjadi mereka pun ikut menagisi kepergian Siti yg tengah terkulai kaku dengan tasbih yg masih digenggamnya dengan erat dan senyum manis dibibirnya........dan ditengah kesedihan yg dalam saat itu, seumur hidupnya Hasan benar-benar terpukau dengan kecantikan istrinya dipagi itu......Sungguh ia & kedua anaknya memeluk istrinya dengan erat seraya berbisik ditelinga Siti......Demi Allah Bunda...Ayah sangat mencintaimu Bunda...tapi rupanya cinta Allah lebih besar lagi kepadamu.....hingga akhirnya Dia menjemputmu pagi ini dengan cara seperti ini......Subhanallah....Selamat Jalan istriku......selamat bertemu dengan-Nya.....tunggu kami bertiga disana yaa sayang.......kedua anaknya pun menangisi kepergian Siti....Bundaaaaa......Jangan Tinggalkan kami Buuuuunnnnnn..........Ayah bangunkan bunda yah......Sungguh benar-benar kejadian yg sangat mengharukan sekali dihari jumat pagi itu......
dan begitulah...rupanya memang shalat dhuha yang dilakukan Siti dipagi itu adalah shalat dhuha untuk yang terakhir kalinya…ya benar untuk yang terakhir kalinya........ Siti tidak bangun & beranjak lagi dari sujudnya yang terakhir…karna malaikat maut telah menjemputnya dihari jumat pagi itu...

Subhanallah…Sungguh kematian yang sangat indah dan khusnul khotimah….kematian yg sangat diinginkan setiap hamba Allah yg bertaqwa.....begitulah kurang lebih komentar beberapa ustadz ditempat tinggal mereka saat prosesi pemakaman berlangsung.....

***
Pembaca yang budiman,
kisah nyata Hasan & Istrinya ini mungkin hanya ada satu-dua saja dizaman ini dari ratusan pasangan rumahtangga dizaman ini, sebab diakui atau tidak, pasangan rumahtangga dijaman ini hanya sedikit yang berlandaskan iman & taqwa kepada Allah. Betapa tidak, dijaman poligami yg sedang ngetrend akhir-akhir ini, Hasan justru dapat mempertahankan cintanya pada sang istri, padahal jika saja ia mau, dengan ketampanannya, kekayaan yg berlimpah dan jabatan yg tinggi, jika seorang Hasan tidak memiliki keteguhan Iman & Taqwa yang baik, mungkin telah lama ia lupakan kesetiaannya pada sang istri selagi masih hidup, apalagi kini sudah ditinggal mati oleh istrinya. Coba lihat disekeliling kita seperti perselingkuhan yang marak terjadi dizaman ini, percekcokan rumah tangga, perceraian, poligami dsb….namun jangan lupa sahabat!! seorang Hasan pun tak mungkin memiliki kesetiaan yang begitu hebat jika Almarhumah istrinya semasa hidup tidak bisa menjadi istri yg soleha, dan tidak dapat mengimbangi Suaminya dalam ketaqwaanya kepada Allah SWT.... bisa jadi mungkin hal tsb tidak akan terjadi. Bukankah umur kita hanya Allah yang tau??? Maka sekali lagi makna yg dapat dipetik dari kisah nyata ini adalah, perbaikilah dulu Iman & Taqwa kita pada Allah SWT, maka kelak Allah SWT berikan kelapangan hidup dalam rumah tangga kita didunia maupun diakhirat kelak….seperti firman Allah didalam Alqurán :


”Pada Jalan-Ku lah kebahagiaan hambaku berada, dan pada jalan-Ku lah ketenangan hendaknya manusia cari, Sesungguhnya kami menunjukan jalan kepada manusia – jalan yang lurus, adakalanya dia bersyukur dengan mengikuti jalan itu, dan adakalanya dia kufur, dengan menolak jalan itu…” ( QS. Al-Insan; 3 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar